SURABAYA — Dalam rangka memperingati prasasti wurare ke 736-Pada hari Senin tanggal 17 November 2025 jam 20.00 WIB sampai dengan selesai-Bertempat di situs Joko Dolog Taman apsari Surabaya'Dilaksanakan sarasehan dengan tema makna hari pahlawan
Narasumber Panji Putra Sriwijaya S.Sos-Yang diinisiasi oleh ketua paguyuban abdi dalem eyang Joko Dolog Bapak Anam SH dihadiri oleh warga masyarakat kota Surabaya
Kegiatan sarasehan ini mengusung tema “Makna Hari Pahlawan”, yang bertujuan mengajak masyarakat meneladani nilai-nilai kepahlawanan dari masa ke masa, mulai dari era Kerajaan Singhasari hingga perjuangan modern bangsa Indonesia.
Nilai Historis Prasasti Wurare
Prasasti Wurare, yang identik dengan arca Joko Dolog, merupakan peninggalan penting dari masa Raja Kertanegara. Peringatan ke-736 tahun prasasti ini menjadi momentum refleksi sejarah, mengingatkan kembali betapa panjang dan kaya perjalanan budaya di Surabaya.
Para peserta sarasehan diberikan pemahaman mengenai kedalaman filosofi yang terkandung dalam Prasasti Wurare, termasuk pesan moral yang relevan dengan nilai-nilai kepahlawanan masa kini.
Pemaknaan Hari Pahlawan
Dalam pemaparannya, Panji Putra Sriwijaya, S.Sos menekankan bahwa Hari Pahlawan bukan sekadar peringatan historis, tetapi juga momentum menumbuhkan semangat cinta tanah air dan kepedulian sosial.
“Nilai-nilai yang diwariskan para pahlawan harus kita hidupkan dalam tindakan sehari-hari. Semangat keberanian, pengorbanan, dan persatuan itu penting untuk kita teruskan,” ujarnya.
Peserta sarasehan yang terdiri dari warga Kota Surabaya tampak antusias mengikuti sesi diskusi. Mereka berdialog mengenai tantangan generasi masa kini dalam menjaga warisan sejarah dan mempertahankan jati diri bangsa.
Antusiasme Masyarakat Surabaya
Acara berlangsung hangat dan penuh interaksi. Selain mendengarkan paparan narasumber, warga juga berdiskusi mengenai pentingnya pelestarian situs sejarah seperti Joko Dolog sebagai ruang edukasi publik.
Dengan terselenggaranya sarasehan ini, masyarakat berharap peringatan Prasasti Wurare bukan hanya menjadi agenda tahunan, tetapi juga menjadi sarana memperkuat kesadaran sejarah dan nasionalisme.
Penulis muksan
